Anak Berkebutuhan Khusus


Anak Berkebutuhan Khusus



Pelajar yang “tidak biasa” (exeptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak- anak yang tergolong berbakat.
Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan itu?
Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah ini dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri. Para pendidik lebih sering menggunakan istilah”children with disabilities” daripada “disabled child”. Tujuannya adalah untuk memberi penekanan terhadap anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan sbb:
1.      Gangguan organ indra (sensory)
2.      Gangguan fisik
3.      Retardasi mental
4.      Gangguan bicara dan bahasa
5.      Gangguan belajar
6.      Attention deficit hyperactivity disorder
7.      Gangguan emosional dan perilaku.

1.      Gangguan indra
Gangguan penglihatan
Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.


Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat anak-anak biasanya mengalami kesulitan dalam kemampuan bahasanya. Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran mendapatkan pengajaran diluar kelas reguler diantaranya: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan alat visual untuk membaca bibir, speech reading ( menggunakan alat visual untuk mengajar dan membaca). Pendekatan manual adalah dengan bahsa isyarat dan melambangkan kata. Namun karena mengalami kemajuan medis dan teknologi sekarang sudah dapat dibantu dengan alat-alat.
Gangguan Fisik
Gangguan ortopedik.
Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah otot, tulang, atau sendi. Tingkat keparahan ini bervariasi. Celebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking) atau bicaranya tidak jelas.
Gangguan Kejang-kejang
Epilepsi gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya IQ nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan, penyakit atu cedera otak.
Klasifikasi Retardasi Mental
Tipe Retardasi Mental
Rentang IQ
Persentase
Ringan
55-70
89
Moderat
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
<25
1

Penyebab. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
Faktor Genetik. Bentuk umum dari retardasi mental adalah Down Syndrome. Down Syndrome bentuk retardasi mental yang di transmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47)
Fragile X syndrome
Bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal. Ciri cirinya wajahnya memanjang, rahang menonjol, telinga panjang,hidung pesek,koordinasi tubuh yang buruk.
Kerusakan otak. Kerusakan otak dapat diakibatkan oleh bermacam-macam infeksi atau karena faktor lingkungan luar.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa adalah sejumlah masalah problem bicara seperti gangguan artikulasi,gangguan suara dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).
Gangguan artikulasi adalah problem dalam melafalkan suara secara benar.
Gangguan Suara  adalah gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang terlalu keras,kencang,terlalu tinggi atau terlalu rendah nadanya.
Gangguan kefasihan adalah gangguan yang biasa disebut “gagap”
Gangguan Bahasa  adalah kerusakan yang signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekpresi anak.

Ketidakmampuan Belajar
Berdasarkan defenisinya anak yang menderita gangguan belajar 1. Punya kecerdasan normal atau diatas normal 2. Kesulitan setidaknya dalam 1 mata pelajaran. 3. Tidak memiliki problem gangguan lain.

Penempatan dan pelayanan anak berkebutuhan khusus.
·         Penempatan
·         kelas reguler dengan dukungan pengajaran tambahan dikelas reguler
·         penempatan full time dikelas pengajaran
·         sekolah khusus
·         intruksi rumah

2.      pelayanan
·         Guru kelas reguler
·         Guru sebagai sumber daya
·         Guru pendidikan khusus
·         Pelayanan terkait
·         Konsultasi kolaboratif dan tim interaktif
Mendidik anak berbakat
1.      Kelas khusus.
Kelas khusus selama sekolah reguler dinamakan program “pull-out”. Beberapa kelas khusus diselenggarakan setelah sekolah reguler atau dimasa liburan.
2.      Akselerasi dan pengayaan dikelas reguler
3.      Program mentor dan pelatihan.



Pedagogi dan Andragogi


Pedagogi dan Andragogi
Baik secara konseptual maupun praktikal, andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah di gunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill) seperti pengembangan manajemen. Seni mengajar orang dewasa berlaku di semua tempat, ketika peserta didiknya menunjukkan tanda-tanda kedewasaan yang baik. Dengan demikian aplikasi Andragogi berlaku di ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus , bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogi dengan desain pelatihan :
1.      Kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal tertentu di ajarkan misalnya perintah tertentu, fungsi, operasi.
2.      Pengajaran berorientasi pada tugas bermakna, bukan menghafal, kegiatan belajar harus berada dalam konteks tugas umum yang dilakukan.
3.      Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda, bahan belajar harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
4.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal yang berkaitan dengan diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.

Prinsip operasional andragogi:
1.      Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi pengajaran.
2.      Pengalaman, termasuk kesalahan yang mereka rasakan menjadi dasar untuk belajar.
3.      Orang dewasa paling tertarik untuk mempelajari mata pelajaran yang memiliki relevansi lansung dengan pekerjaan atau kehidupan pribadinya
4.      Belajar bagi orang dewasa berpusat pada masalah daripada isi.

Asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa :
1.      Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik atau pelajar dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu.
2.      Konsep diri. Peserta didik atau pelajar dewasa harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.
3.      Peran Pengalaman belajar. Peserta didik atau pelajar dewasa memiliki berbagai pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.

Perbedaan pedagogi dan andragogi
Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “Warga belajar”
Pembelajar disebut “Siswa” atau “anak didik”
Gaya belajar Independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman yang berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan kurang informasi
Menggunakan pelatihan aktif
Metode kuliah/ceramah
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Kontribusi sedikit pengalaman.
Asumsi pedagogi                                                                               Asumsi Andragogi
Konsep diri:       Ketergantungan                                                     Mandiri
Pengalaman :     Berharga kecil                                                        Sumber Pengalaman
Kesiapan:           Tugas, perkembangan                                          Tugas perkembangan
                            Dan tekanan sosial                                                 Peran sosial
Waktu:               Aplikasi ditunda                                                    Kecepatan Aplikasi
Orientasi:            Mata Pelajaran                                                      Masalah
Iklim Belajar:     Otoritas,resmi,kompetitif                                      Mutualitas,rasa hormat
Perencanaan:     Oleh guru                                                               Reksa, diagnosis diri
Tujuan:              Oleh Guru                                                              Negoisasi
Desain:                Materi Pembelajaran                                            Urutan unit masalah
Kegiatan:            Pelayanan                                                               Pengalaman
Evaluasi:             Oleh Guru                                                              Kebutuhan   
Layanan Pembelajaran di kelas
1.      Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
2.      Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman.
3.      Memiliki harapan yang dewasa. Instruktur dapat memikul tanggung jawab hanya untuk harapannya sendiri, bukan bagi warga belajar.
4.      Orang dewasa memiliki banyak pengalaman hidup kedalam kelas, aset tak ternilai untuk diakui, di sadap dan digunakan. Orang dewasa dapat belajar dengan baik melalui dialog dengan rekan yang dihormati.
5.      Instruktur yang memiliki kecenderungan berkonsentrasi pada penggunaan pertanyaan terbuka menggali kembali pengetahuan dan pengalaman warga belajar.
6.      Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya. Warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
7.      Istruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi serta berbagi pengalaman dengan warga belajar yang relevan.
8.      Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat sambungan antara berbagai pendapat dan ide dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok masalah potensial untuk masalah ini.
9.      Pembelajaran dan pengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan.
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pages

BTemplates.com

Blogger templates

Pages - Menu

Pages - Menu