PERKEMBANGAN
SOSIOEMOSIONAL
1. DIRI
Menurut dramawan Italia abad ke 20 Ugo Betti saat anak mengatakan “aku”
maka yang mereka maksudkan adalah sesuatu yang unik, tidak bercampur dengan
yang lain. Psikolog sering menyebut “aku” ini sebagai “diri” (self). Ada dua
aspek yang penting dari diri ini yakni harga diri (self-esteem) dan identitias
diri.
Ø Harga Diri
Penghargaan diri
(Self-Esteem) adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya
sendiri. Penghargaan juga dinamakan martabat diri. (Self-Worth) atau gambaran
diri (Self-Image). Minat terhadap topik penghargaan diri ini dimulai oleh karya
ahli psikoterapi Carl Rogers (1961). Rogers menyatakan bahwa sebab utama
seseorang punya penghargaan diri yang rendah adalah karena mereka tidak diberi
dukungan sosial yang memadai. Dia secara khusus mengganggap bahwa anak rendah
diri mungkin dahulu saat masih berkembang sering ditegur. Bagi banyak murid
perasaan rendah diri bisa datang dan pergi. Tetapi bagi beberapa murid perasaan
itu terus bertahan dan muncul menjadi problem serius lainnya. Rasa rendah diri
yang menetap dan berlebihan mungkin diakibatkan prestasi yang buruk,depresi,
gangguan makan dan tindak kejahatan.
Ø Perkembangan Indentitias
Aspek penting dari diri
adalah identitias. Konsep ini berkaitan dengan konsep Erick Erikson (1968) yang
percaya bahwa persoalan paling penting dalam remaja adalah perkembangan
identitas, pencarian jawaban tentang siapa aku. Periset dari Kanada James
Marcia (1980,1998) menganalisis konsep Erik Erikson tentang identitas dan
menyimpulkan bahwa adalah yang penting untuk membedakan antara eksplorasi
dengan komitmen. Eksplorasi adalah
pencarian identitas akternatif yang bermakna. Sedangkan komitmen adalah penerimaan personal pada satu identitas dan menerima
apapun implikasi dari identitas itu. Ada 4 tipe identitas:
1. Identity Diffusion : Status identitas
dimana individu belum mengalami krisis yakni (mereka belum mengeksplorasi
alternatif yang bermakna) atau membuat komitmen.
2. Identity Foreclosure : Status
identitas dimana individu membuat komitmen tetapi belum mengeksplorasi
alternatif yang bermakna.
3. Identity Moratorium : Status
Identitas dimana individu berada ditengah-tengah eksplorasi alternatif tetapi
membuat belum komitmen.
4. Identity Achievement : Status
identitas dimana individu telah mengeksplorasi alternatif yang bermakna dan
telah membuat komitmen.
Perkembangan
Moral
Perkembangan
moral adalah perkembangan yang berhubungan dengan aturan dan konveksi dari
interaksi yang adil antar orang.
Domain perkembangan moral
Perkembangan
moral berkaitan dengan aturan dan konveksi tentang interaksi yang adil antar
orang. Aturan ini bisa dikaji dalam tiga aspek : Kogniitf,Behavioral, dan
emosional. Dalam domain kognitif isu kuncinya adalah bagaimana murid menalar
atau memikirkan perilaku yang etis. Dalam domain behavioral fokusnya bagaimana
murid bisa berperilaku aktual dan bukan pada moralitas dari pemikirannya. Dalam
domain emosional penekanannya dalah bagaimana murid merasakan secara moral
apakah murid merasakan ia salah saat melakukan tindakan yang tidak bermoral.
Heteronomous
Morality
Menurut
teori Piaget ini adalah tahap pertama perkembangan moral dimana keadilan dan
aturan dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah di luar kontrol manusia.
Autonomous
Morality
Adalah tahap
kedua perkembangan menurut teori piaget dimana anak mulai menyadari bahwa
aturan dan hukum adalah buatan manusia dan bahwa dalam menilai suatu perbuatan
niat pelaku dan konsekuensinya perlu dipikirkan.
Preconvetional
Reasoning
Menurut teori
kolhberg ini adalah level terbawah dari perkembangan moral. Pada level ini anak
tidak menunjukkan internalisasi nilai moral dan penalaran moralnya dikendalikan
oleh imbalan dan hukuman dari luar.
Conventional
Reasoning
Dalam teori
kohlberg ini adalah tahap pertengahan dari perkembangan moral. Pada tahap ini
internalisasi masih setenga-setengah dalam arti bahwa individu mematuhi standar
tertentu tetapi standar ini pada dasarnya adalah standar dari orang lain.
Postconventional
Reasoning
Dalam teori
kohlberg ini adalah level tertinggi dalam perkembangan moral. Pada level ini
perkembangan moral telah di internalisasikan dan penalaran moral mulai muncul.
Pendidikan
Moral
Topik
pendidikan moral diperdebatkan dengan sengit dalan lingkungan pendidikan.
1. Kurikulum tersembunyi
Konsep dewey yaitu setiap
sekolah punya atmosfer moral tersendiri meskipun sekolah itu tidak memberikan
pelajaran pendidikan moral.
2. Pendidikan karakter
Pendekatan langsung untuk pendidikan
moral denga memberi pelajaran kepada murid tentang pengetahuan moral dasar
untuk mencegah mereka melakukan perilaku yang tidak bermoral atau membahayakan
diri sendiri atau orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar